KABAR NAGARI, PADANG – Ditinggal Ayah menghadap Yang Maha
Kuasa ketika masih berumur 2 tahun, tidak membuat anak Yatim ini patah
arang. Melihat kepintaran Ances Kurniawan ketika masih bersekolah
ditingkat SD dikampung halaman, Bayang Sani, Pesisir Selatan, Ances
kecil selalu menjadi 10 besar disekolahnya. Melihat hal itu, Pamannya
mencoba untuk memberikan pendidikan yang lebih bagus kepada Ances, di
Kota Padang. Sang Paman membawanya pindah ke Kota Padang tepatnya Balai
Baru, Kecamatan Kuranji Padang.
Sesampai di Padang, Ances disekolahkan di SDN 06 Lapai, Kecamatan Nanggalo Padang.
Alhasil, permulaan kesuksesan itupun datang, ternyata Ances
mampu membuat keluarga besar yang telah bahu-membahu membantu
perekonomian keluarganya. Perhatian yang begitu besar terhadap Ances dan
adik perempuannya membuat mereka bersyukur dilahirkan dari keluarga
besar yang bertanggung jawab terhadap keturunannya. Usaha dan doa Ibu
membuat Ances Kurniawan yang kelahiran 11 Maret 1980 sampai menamatkan
sekolahnya sampai ketingkat SMA.
mampu membuat keluarga besar yang telah bahu-membahu membantu
perekonomian keluarganya. Perhatian yang begitu besar terhadap Ances dan
adik perempuannya membuat mereka bersyukur dilahirkan dari keluarga
besar yang bertanggung jawab terhadap keturunannya. Usaha dan doa Ibu
membuat Ances Kurniawan yang kelahiran 11 Maret 1980 sampai menamatkan
sekolahnya sampai ketingkat SMA.
“ Saya Pernah bersekolah di SMP N 2 Padang, dan SMA N 2
Padang,”ungkapnya kepada wartawan saat ditemui di Kantornya pada 31
Agustus 2016.

yang ditempuh sangat jauh, ia harus berangkat dari rumahnya menuju
kesekolah yang berada di Lapai mulai pukul 06.30 wib, dari mulai naik
mobil “Cigak Baruak” sesamnpai di Siteba, Ances melanjutkan
perjalanannya dengan naik Angkot City.
Kegiatan tersebut dijalaninya
setiap hari dengan bersemangat. Ances menyadari perhatian dari keluarga
besarnya tidak akan disia siakannya membuktikan diri dengan prestasi 10
besar di sekolah.
setiap hari dengan bersemangat. Ances menyadari perhatian dari keluarga
besarnya tidak akan disia siakannya membuktikan diri dengan prestasi 10
besar di sekolah.
Kakek dan neneknya membelikan sebuah rumah di Balai Baru
dan dia tinggal bersama Ibu. Di rumah itu sang ibu berjualan
sambilmembesarkan anak anaknya.
dan dia tinggal bersama Ibu. Di rumah itu sang ibu berjualan
sambilmembesarkan anak anaknya.
Besarnya peran dari kedua belah pihak Keluarga orang tua
Ances pada saat itu, sangat membantu kehidupan perekonomian keluarganya,
Ibunya yang seorang janda kemudian diberikan modal oleh Kedua Belah
pihak yang bersatu itu untuk membuka usaha kecil-kecilan untuk biaya
hidup keluarga Keluarga Kecilnya pada kala itu.
Ances pada saat itu, sangat membantu kehidupan perekonomian keluarganya,
Ibunya yang seorang janda kemudian diberikan modal oleh Kedua Belah
pihak yang bersatu itu untuk membuka usaha kecil-kecilan untuk biaya
hidup keluarga Keluarga Kecilnya pada kala itu.
Kemudian, pada masa SMA Ances pun belum memikirkan untuk
memilih perguruan mana yang akan diambilnya. Ances mencoba tes masuk
perguruan tinggi kedinasan, STPDN. Berbagai tahap berhasil dilaluinya.Sampailah pada saat hasil patukir STPDN, ternyata yang namanya takdir
itupun datang, Ances dinyatakan Lulus bersama 29 orang lainya mengikuti
pendidikan di STPDN Jatinangor.
memilih perguruan mana yang akan diambilnya. Ances mencoba tes masuk
perguruan tinggi kedinasan, STPDN. Berbagai tahap berhasil dilaluinya.Sampailah pada saat hasil patukir STPDN, ternyata yang namanya takdir
itupun datang, Ances dinyatakan Lulus bersama 29 orang lainya mengikuti
pendidikan di STPDN Jatinangor.
Ances mempunyai seorang adik perempuanya yang tinggal di
Batam pada saat ini, Adik perempunya yang berjarak 2 tahun itu sekarang
sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Batam. Kehidupan dikampung
sangatlah keras, dan serba minim, aktifitas yang sering dilakukan Ances
pada saat itu adalah menjadi seorang Petani membantu kakeknya di ladang
kadang iapun sudah terbiasa bertemu dengan Ular. Bahkan harimau pun
bisa ditemuinya di ladang.
Batam pada saat ini, Adik perempunya yang berjarak 2 tahun itu sekarang
sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Batam. Kehidupan dikampung
sangatlah keras, dan serba minim, aktifitas yang sering dilakukan Ances
pada saat itu adalah menjadi seorang Petani membantu kakeknya di ladang
kadang iapun sudah terbiasa bertemu dengan Ular. Bahkan harimau pun
bisa ditemuinya di ladang.

langsung diamanahkan untuk ditempatkan sebagai staf di Bagian Umum
Pemerintah Kota Padang.Pada waktu yang menjadi atasannya di bagian umum yakni, Harri Fidrian.
Setelah dari sana ia kemudian diamanahkan menjadi Staf di KPU Kota Pada.
Namun penempatan di KPU juga tidak berlangsung lama, dia
kembali ditempatkan untuk menjadi seorang Kasi di Kelurahan Padang
Basi, Kecamatan Lubuk Kilangan, selepas dari sana dia kemudian ditarik
untuk menjadi Kasi Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Kuranji. Lalu
dia ditarik kembali ke Balai Kota Padang untuk menjabat sebagai Kasubag
Umum Protokol. Saat menjadi Kasubag Ances diamanahkan untuk memegang
jabatan itu selama 6 tahun kemudian naik menjadi Kabag Umum selama 6
Bulan.
kembali ditempatkan untuk menjadi seorang Kasi di Kelurahan Padang
Basi, Kecamatan Lubuk Kilangan, selepas dari sana dia kemudian ditarik
untuk menjadi Kasi Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Kuranji. Lalu
dia ditarik kembali ke Balai Kota Padang untuk menjabat sebagai Kasubag
Umum Protokol. Saat menjadi Kasubag Ances diamanahkan untuk memegang
jabatan itu selama 6 tahun kemudian naik menjadi Kabag Umum selama 6
Bulan.
Tak lama berselang, setelah ia menjadi Kabag Umum Pemko
Padang, Ances diamanahkan untuk pertama kali dalam dirinya menjadi
seorang Camat di Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Kemudian pindah lagi
menjadi Camat di Kecamatan Padang Timur sampai sekarang ini.
Padang, Ances diamanahkan untuk pertama kali dalam dirinya menjadi
seorang Camat di Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Kemudian pindah lagi
menjadi Camat di Kecamatan Padang Timur sampai sekarang ini.
Ances mengatakan, prinsip dalam hidup adalah keberhasilan
itu terkadang terilhami dari orang lain, kita harus pandai melihat dari
sisi positif yang baik untuk kita, “Seribu teman itu sedikit,
dibandingkan dengan mempunyai 1 orang 1 musuh itu sangat
banyak”,ungkapnya
itu terkadang terilhami dari orang lain, kita harus pandai melihat dari
sisi positif yang baik untuk kita, “Seribu teman itu sedikit,
dibandingkan dengan mempunyai 1 orang 1 musuh itu sangat
banyak”,ungkapnya
Ances juga mempunyai moto yang selalu ia tanamkan dalam
hidupnya yaitu ia mendapatkan itu dari Alm gurunya ketika menjalani
pendidikan di STPDN, yakni “Hargai dan Hormati orang lain,”itulah yang
sering singgah di kepalanya Alm. Marwoto Siloto pada kala itu.
Hormatilah orang yang pintar darimu suatu saat dia akan jadi guru bagimu
dan hargailah org yang bodoh dirimu suatu saat dia akan menjadi
pemimpin mu.
hidupnya yaitu ia mendapatkan itu dari Alm gurunya ketika menjalani
pendidikan di STPDN, yakni “Hargai dan Hormati orang lain,”itulah yang
sering singgah di kepalanya Alm. Marwoto Siloto pada kala itu.
Hormatilah orang yang pintar darimu suatu saat dia akan jadi guru bagimu
dan hargailah org yang bodoh dirimu suatu saat dia akan menjadi
pemimpin mu.
Dia menganggap Pujian dan Cacian adalah sebagai bahan
introspeksi diri baginya, karena kalau kita tidak dicaci orang lain maka
kita tidak akan tahu bagaimana sifat buruk pada diri kita. Ketika kita
sering mendapatkan pujian, jangan menganggap hal itu adalah sebuah
kelebihan bagi diri kita, akan tetapi hal itu juga bisa menghancurkan
diri kita. ” Pokoknya jangan sampai kita lupa diri ”, ujar Ances
menegaskan.
introspeksi diri baginya, karena kalau kita tidak dicaci orang lain maka
kita tidak akan tahu bagaimana sifat buruk pada diri kita. Ketika kita
sering mendapatkan pujian, jangan menganggap hal itu adalah sebuah
kelebihan bagi diri kita, akan tetapi hal itu juga bisa menghancurkan
diri kita. ” Pokoknya jangan sampai kita lupa diri ”, ujar Ances
menegaskan.
Ketika Ances pindah tugas ke tempat yang baru, dia selalu
meminta kepada para staf untuk mengisi kuisioner, untuk menuliskan di
selembar kertas tentang kelemahannya. Hal itu bisa mengingatkan dia
sebagai makhluk Tuhan agar tidak sombong.
meminta kepada para staf untuk mengisi kuisioner, untuk menuliskan di
selembar kertas tentang kelemahannya. Hal itu bisa mengingatkan dia
sebagai makhluk Tuhan agar tidak sombong.
Ibunda Ances sering berpesan kepadanya, “ Kalau tidak bisa
menambah jangan mengurangi,”. Hal itu menjadi prinsip hidupnya dalam
setiap memperoleh jabatan.Makna dari pesan itu adalah, kalau kita tidak
bisa menambah apa yang telah diperbuat oleh orang yang sebelumnya, maka
jangan mengurangi prestasi yang pernah ditoreh oleh pendahulu kita.
Ances mwnceritakan prestasi yang telah diperoleh Kecamatan Padang Timur
memiliki banyak prestasi.
menambah jangan mengurangi,”. Hal itu menjadi prinsip hidupnya dalam
setiap memperoleh jabatan.Makna dari pesan itu adalah, kalau kita tidak
bisa menambah apa yang telah diperbuat oleh orang yang sebelumnya, maka
jangan mengurangi prestasi yang pernah ditoreh oleh pendahulu kita.
Ances mwnceritakan prestasi yang telah diperoleh Kecamatan Padang Timur
memiliki banyak prestasi.
Sebagai Camat saat ini dia termotivasi
bagaimana untuk menambah prestasi yang telah ada itu. Setidaknya, kata
Ances, jika prestasi tersebut tidak bisa ditambah lagi, maka kita
berupaya dalam mempertahankan prestasi yang pernah ditorehkan
sebelumnya, sebagaimana pesan ibu kepada Ances.
bagaimana untuk menambah prestasi yang telah ada itu. Setidaknya, kata
Ances, jika prestasi tersebut tidak bisa ditambah lagi, maka kita
berupaya dalam mempertahankan prestasi yang pernah ditorehkan
sebelumnya, sebagaimana pesan ibu kepada Ances.
Ances menikah dengan Metri pada tahun 2003. Metri yang
kelahiran 14 Maret 1980 saat itu bekerja di BAPPEDA Kota Padang. Ances
merasa beruntung bisa menikahi wanita lulusan Fakultas Teknik Industri
Unand itu. Dia merasa sangat menyatu sekali dengan sang istri yang
mengerti dengan keinginannya dan selalu mendukungnya. Kepiawaian istri
yang pendiam ini membuat Ances jatuh cinta kepadanya.
kelahiran 14 Maret 1980 saat itu bekerja di BAPPEDA Kota Padang. Ances
merasa beruntung bisa menikahi wanita lulusan Fakultas Teknik Industri
Unand itu. Dia merasa sangat menyatu sekali dengan sang istri yang
mengerti dengan keinginannya dan selalu mendukungnya. Kepiawaian istri
yang pendiam ini membuat Ances jatuh cinta kepadanya.
Dari pernikahan mereka, Tuhan mengaruniainya 2 putri dan
satu putra yaitu Syerlifiona Hayunda kls 4 sdn 10 sei sapih. Satria
antares kls 2 sdn 10 sei sapih.dan yang paling kecil Rhumaisa
chairunisa berusia 18 bln. Dalam mendidik anak, Ances sangat kompak
bersama istri. Mreka ingin menjadikan kedua anaknya mandiri dan hidup
sederhana, Istri yang dicintainya itu sangat mendukung apa yang
diterapkan oleh Suaminya kepada anak-anak mereka itu. (Aad/Usi).
satu putra yaitu Syerlifiona Hayunda kls 4 sdn 10 sei sapih. Satria
antares kls 2 sdn 10 sei sapih.dan yang paling kecil Rhumaisa
chairunisa berusia 18 bln. Dalam mendidik anak, Ances sangat kompak
bersama istri. Mreka ingin menjadikan kedua anaknya mandiri dan hidup
sederhana, Istri yang dicintainya itu sangat mendukung apa yang
diterapkan oleh Suaminya kepada anak-anak mereka itu. (Aad/Usi).
Komentar post